Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Musisi Cilik Indonesia Raih Platinum Award di Malaysia

Written By Luthfie fadhillah on Jumat, 22 November 2013 | 22.14


Jakarta - Dalam usianya yang baru 10 tahun, Natalia Liviani Tandiono sudah mengukir banyak prestasi. Paling baru, musisi cilik asal Surabaya ini, baru saja memperoleh Platinum Award Piano Kategori 5-6 pada M.K Joy Works Recital Festival yang digelar di Malaysia pada pertengahan November silam.


Memperoleh penghargaan tertinggi tersebut jelas merupakan sebuah kebanggaan untuk Natalia. Bocah kelahiran 18 Desember 2002 ini memang mempersiapkan betul penampilannya di lomba tersebut.


Lewat Repetoir Invention in B Flat-Bach, Sonatina-Clementi, serta Nocturne in C-Chopin yang dimainkannya, Natalia berhasil memukau juri yang beranggotakan Dr. Nicholas Ong, Dr. Kim Bo Kyung, serta Sow Mun.


"Aku sih mainnya lepas aja, serius pasti. Tapi ngga sangka sampai dapat Platinum Award," kisah Natalia yang merupakan anak keempat dari pasangan Iwan Tandiono dan Ifiwati Wibowo ini.


Kemenangan yang diperoleh Natalia di Malaysia ini sesungguhnya bukan kali pertama. Pasalnya, pelajar Merlion International School Surabaya ini memang langganan gelar juara. Bahkan, di tahun 2011 Natalia pernah meraih 2nd Winner Piano pada American Protege dedicated for F. Lizst di New York, USA, dan Winner Concert di Weill Resital Carnegie Hall, New York.


"Aku memang senang ikut lomba musik. Selain untuk menambah jam terbang, juga untuk mengasah kemampuan. Apalagi, pada dasarnya setiap lomba adalah pemanasan untuk lomba berikutnya," jelas personil girl band Tiga Bidadari MURI ini.


Diusianya yang masih tergolong anak-anak, Natalia memang punya bakat bermusik yang luar biasa. Maklum saja, sejak usia lima tahun, Natalia sudah mengenal piano, dan kemudian belajar Cello dan Biola pada usia 6,5 tahun. Tak heran, di saat baru berusia 8 tahun, Natalia sudah mampu menggelar recital tunggal piano.


"Walau anak bungsu dan tergolong manja dan cuek, Lia cepat menangkap pelajaran, juga menghafal not," jelas Ifiwati Wibowo, sang bunda yang sukses membesarkan keempat anak perempuannya sebagai musisi klasik.


Mempelajari musik klasik sejak masih anak-anak, tak membuat Natalia melulu menjadi sosok yang begitu serius, seperti saat tengah memainkan piano, cello atau biolanya. Bocah yang tengah beranjak remaja ini tetap melek dengan tren masa kini. Natalia bahkan juga menggemari musik korea, dan girlband SNSD menjadi idolanya.


"K Pop itu seru, musiknya energik. Makanya, kalau mendengarkannya bikin tambah semangat," kata Natalia dengan polosnya.


22.14 | 0 komentar | Read More

Maher Zain Kagumi Keindahan Yogyakarta

Written By Luthfie fadhillah on Kamis, 21 November 2013 | 22.14


Jakarta - Gara-gara penerbangan dari Yogyakarta ke Jakarta mengalami keterlambatan, penyanyi religi Maher Zain batal menghadiri jumpa pers di The Only One Club, FX Lifestyle Sudirman, terkait konser amal yang akan digelarnya di Tennis Indoor Senayan, Jakarta pada 22 November besok.


Menurut Rina Novita selaku perwakilan Maher Zain di Indonesia, pelantun lagu "Insya Allah" itu sebetulnya telah berada di Jakarta sejak Selasa (19/11) malam. Namun esok harinya, Maher langsung terbang ke Yogyakarta.


"Kebetulan di sana dia ada jadwal ceramah di Universitas Islam Indonesia (UII) tentang muslim entrepreneurship. Tapi dia banyak berbicara tentang bagaimana dirinya mendapat hidayah untuk berda'wah lewat menyanyi," kata Rina Novita kepada Beritasatu.com usai jumpa pers di Jakarta, Kamis (21/11).


Setelah memberikan ceramah yang dihadiri oleh ratusan mahasiswa UII, Maher berkesempatan untuk mengunjungi Candi Borobudur. Malam harinya, ia juga diundang Sultan Yogyakarta untuk menghadiri jamuan makan malam.


"Maher mengungkapkan kekagumannya pada keindahan budaya Yogyakarta. Makanannya juga sangat dia suka. Makanya waktu diminta untung terbang ke Jakarta pada Rabu malam, dia menolak karena masih ingin jalan-jalan menikmati suasana Yogyakarta. Pesawatnya sendiri dijadwalkan Kamis siang pukul 12.00 Wib. Kalau tidak ada keterlambatan seperti sekarang, seharusnya dia bisa menghadiri jumpa pers ini," terang Rina yang juga Executive Director DNA HAUZ.


Bagi Maher seperti diungkapkan Rina, Indonesia memang memiliki kesan yang mendalam. Bahkan sebelum konser amal esok hari, penyanyi asal Libanon itu sudah dua kali menggelar konser di Jakarta.


"Tiap kali diundang ke Jakarta, Maher selalu happy. Karena baginya Indonesia sudah seperti rumah kedua," ungkapnya.


Ketika diajak untuk terlibat di konser amal bertajuk "Malam 1000 Keberkahan Maher Zain", Maher juga mengaku sangat antusias. Bahkan menurut Nur Wahyudi selaku ketua pelaksana konser tersebut, Maher bersedia dibayar jauh di bawah harga normal.


"Honor Maher sebagai penyanyi internasional itu cukup mahal, sekitar 100.000 USD. Tapi untuk konser amal di Jakarta, bayaran dia tidak sampai setengahnya. Itu pun karena dia membawa band profesional dari berbagai negara," jelas Wahyudi.


Konser amal ini dipersembahkan oleh Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia (IKA UII) sebagai penutup rangkaian kegiatan amal yang dilakukan IKA UII sejak Oktober hingga November 2013. Seluruh keuntungan dari konser ini rencananya akan disalurkan kepada Dompet Dhuafa untuk kesejahteraan umat.


22.14 | 0 komentar | Read More

Pelapor Kevin Aprilio Dicecar 36 Pertanyaan oleh Polisi

Written By Luthfie fadhillah on Rabu, 20 November 2013 | 22.14


Jakarta - Pihak kepolisian tengah memeriksa kasus yang dilaporkan Sriyatin terhadap penyanyi Kevin Aprilio yang diduga menggelapkan uang pembuatan album dan promosi bagi artis pendatang baru, Helen Yosita Gunawan.


Di hadapan penyidik Polda Metro Jaya baik Helen dan ibundanya Sriyatin mengaku dicecar dengan 36 pertanyaan. Hal itu diungkapkan Helen dan ibundanya sesaat usai menjalani pemeriksaan di restoran Sari Kuring, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (20/11).


"Hari ini saya menjalani proses BAP di Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya selama 9 Jam. Dari pemeriksaan itu saya ditanyakan 36 pertanyaan oleh penyidik terkait kerjasama dengan Kevin Aprilio dan manajemen artisnya Aprilio Kingdom (AK)," ungkap Sriyantin.


Menurutnya, Helen bergabung dengan manajemen Aprilio Kingdom karena Kevin menjanjikan membuat satu album termasuk promo. Sriyatin pun mengaku menyerahkan uang Rp 2,5 Miliar.


"Jadi waktu itu tanggal 14 Januari 2013 saya menyerahkan uang kepada Kevin dan management AK senilai Rp 2,5 miliar. Perjanjiannya adalah pembuatan album, les vokal dan promosi. Namun dalam kenyataanya ada kendala karena selama 6 - 7 bulan baru merilis satu single saja. Padahal perjanjiannya dalam setahun 10 lagu atau satu album," ujar Sriyatin.


Akhirnya 24 Juni 2013 Helen memutuskan untuk keluar dari manajemen dan membatalkan perjanjian kerjasama. Dari perjanjian itu akhirnya untuk satu single keluar. Harganya mencapai Rp 903.000.000


"Itu kan harga yang gak masuk akal. Akhirnya setelah negosiasi keluar angka 200 juta untuk satu lagu," ujar Sriyatin.


Tanggal 2 Agustus 2013, pihak kevin telah mengembalikan uang sebesar Rp 1 miliar. Uang yang harus dikembalikan kurang Rp 1,13 miliar.


"Sejak lama Kevin menjanjikan akan mengembalikannya. Tapi dari sana gak pernah ada itikad baik. Makanya kita laporin Kevin ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan pasal 378 tentang Penipuan," lanjut Sriyatin.


22.14 | 0 komentar | Read More

Gandeng 2 Meastro Musik, Indah Dewi Pertiwi Gelar Acara "Kingdom of Indonesia"

Written By Luthfie fadhillah on Selasa, 19 November 2013 | 22.14


Jakarta - Penyanyi Indah Dewi Pertiwi atau yang lebih dikenal dengan sebutan IDP memang terus mengeluarkan berbagai gebrakan dalam meniti kariernya. Bahkan IDP berencana membuat sebuah pagelaran bertajuk "Kingdom Of Indonesia" pada tanggal 29 November 2013 mendatang.


Dalam pagelaran tersebut IDP berencana menggandeng dua maestro musik ditanah air yakni Erwin Gutawa dan Jay Subiakto untuk mendukung pagelaran yang akan dibuatnya itu. Hal itu diungkapkan IDP saat menggelar Jupa pers jelang pagelaran tersebut di Hotel Mahakam, Jakarta Selatan, Selasa (19/11) sore.


"Dalam pagelaranku nanti aku akan membawakan tiga lagu yang telah diaransemen yakni yang berjudul, "Gerakan Badanmu", "Teman Terindah", dan "Indonesia di Tubuhku," ungkap mojang kelahiran 30 Januari 1991 ini.


Lebih lanjut, diungkapkan Manager IDP Wawan Dhatu menjelaskan bahwa pagelaran yang dibuat IDP adalah sebuah pagelaran yang berisikan napak tilas IDP dalam mengunjungi 6 kerajaan besar yang ada di Indonesia.


"Kingdom of Indonesia itu dimulai napak tilas, mengunjungi enam kerajaan, tapi baru tiga kerajaan, yakni Kerajaan Rajat Ampat di Papua Barat, Kerajaan Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur, dan Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan," terang Wawan.


IDP sendiri menjelaskan bahwa pagelaran tersebut merefleksikan kecintaan dirinya terhadap keindahan Indonesia karena kebudayaan Indonesia ternyata telah benar-benar merasuk dalam hati dan sanubari IDP dalam setiap pementasannya.


"Aku sangat tertarik dengan kebudayaan Indonesia. Maka itu dalam konser ini aku mencoba memadu padankan keindahan musik yang telah diarransemen dengan apik dan memunculkan budayanya yang terlefklesikan dalam perjalananku kemarin," tutur IDP


Konser IDP itu rencananya akan ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi swasta yang ada di Indonesia.


22.14 | 0 komentar | Read More

Bioskop di Mal Ubah Kebiasaan Menonton Masyarakat Indonesia

Written By Luthfie fadhillah on Senin, 18 November 2013 | 22.14


Jakarta - Bioskop di Indonesia sebagian besar berlokasi di mal, dan sangat jarang ditemukan bioskop yang ada di satu bangunan tersendiri. Akibatnya, menurut sutradara Riri Riza, menonton film di bioskop hanya menjadi konsumsi kelas menengah semata.


"Dulu waktu saya kecil, di pojok-pojok wilayah seperti Tebet itu ada beberapa bioskop kecil yang bisa diakses dengan harga terjangkau. Beda dengan sekarang yang sudah seperti bagian properti karena dibangun di mal," tutur sutradara kelahiran Makassar 2 Oktober 1970 di Gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Senin (18/11).


Berdasarkan data yang ia punya, di Indonesia hanya ada 1.000 layar bioskop untuk sekitar 250 juta penduduk, rasionya 1:250.000. Sangat jauh dibandingkan dengan Thailand yang punya 1.500 layar untuk 15 juta penduduk (1:10.000).


Di negara lain seperti Singapura, bioskop-bioskop berdiri pada satu bangunan tersendiri, tidak menyatu dengan mall. Ia juga bercerita bahwa di Thailand, Malaysia, dan Singapura para supir taksi pun kerap menonton film di bioskop.


Riri menyebut saat ini perkembangan kapital bisnis sudah sangat pesat. Sehingga film selalu dianggap tujuannya hanya hiburan, tidak dilihat sebagai yang lainnya seperti aspek budaya.


"Tambah lagi ada tayangan film di TV, itu membuat orang jadi merasa cukup untuk menunggu tayang di TV saja. Belum lagi adanya sinetron," imbuh sutradara film Sokola Rimba ini.


Saat ini, Riri melihat tidak ada pengusaha yang berani terjun ke pasar layar bioskop. Belum ada yang berani menantang duopoli 21 Cineplex dan Blitz Megaplex. Bahkan Blitz sendiri masih tertinggal jauh dengan perbandingan layar 100:1000.


Kalaupun ada investor yang berani, selalu saja orientasinya adalah Jakarta dan sekitarnya. Padahal menurut Riri, kota-kota lain juga bisa jadi pasar yang bagus jika harga tiketnya terjangkau.


"Misal saja harga tiketnya Rp 20.000. Pasti banyak yang akan nonton. Atau bisa juga kerja sama dengan PD Pasar Jaya atau gelanggang olahraga untuk kemungkinan memasang layar bioskop," kata Riri.


22.14 | 0 komentar | Read More

Usai Menikah, Wisnu dan Shireen Bulan Madu Ke Norwegia

Written By Luthfie fadhillah on Minggu, 17 November 2013 | 22.14


Jakarta - Perjalanan panjang kisah cinta Teuku Wisnu dan Shireen SUngkar akhirnya terjawab. Pasalnya kini Wisnu dan Shireen telah resmi menjadi pasangan suami istri. Layaknya pasangan yang baru saja menikah, tentunya Wisnu dan Shireen telah menyiapkan diri untuk pergi berbulan madu.


Pasangan yang berbahagia ini, memilih Norwegia sebagai lokasi bulan madu mereka. Tentunya hal itu jadi sesuatu yang berbeda dengan pasangan yang baru menikah lainnya.


Lantas, alasan apa yang membuat mereka akhirnya menjatuhkan pilihan ke negara tersebut?


"Kenapa pilih Norwegia. Karena kita mau sesuatu yang beda. Kalau banyak pasangan yang habis menikah melewatkan bulan madunya di negara Eropa lainnya, kita malah pilih kesana, itu tentunya unik. Dan kebetulan aku sendiri belum pernah berkunjung kesana, jadi pengen tahu seperti apa disana," ungkap Shireen usai menggelar acara ijab kabul di hotel Shangrilla, Jakarta Pusat, Minggu (17/11).


Menurut Shireen, keputasan berbulan madu ke Norwegia sudah disepakati bareng suaminya. Bahkan, Teuku Wisnu yang lebih meminta Shireen mencari referensi akan negara tersebut.


"Aku sebenarnya mau jalan ke beberapa negara lagi selain Norwegia. Namun, berdasarkan waktu, hanya seminggu yang dikasih. Makanya kita tentuin kesana, karena takut gak cukup. Kalau ditanya tujuan disana apa aku lebih kepingin ngelihat fenomena alam 'Aurora Borealis' atau Northern Light berwarna Hijau / Biru yang melayang di atas langit," lanjut adik kandung Zaskia Sungkar itu.


Sedangkan Wisnu sendiri mengatakan bahwa keputusan berbulan madu hanya ke Norwegia memang diambil agar mereka bisa puas menikmati keindahan negara tersebut.


"Yang jelas aku gak mau nanti kita disana terburu-buru karena harus mengunjungi beberapa negara. Makanya kita hanya tentuin satu tempat saja yakni norwegia. Lagi pula waktu yang dikasih kantor untuk cuti hanya seminggu, ya kita nikmati saja," ungkap pria berdarah Aceh itu.


Seperti diberitakan sebelumnya, Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar akhirnya resmi menjadi suami-istri dihadapan wali, saksi, penghulu dan seluruh hadirin yang hadir pada pukul 10.30 WIB. Dalam pernikahan yang bernuansa adat Aceh itu, Wisnu memberikan mas kawin berupa uang tunai sebesar Rp 17.111.300 dan kalung emas seberat 24,25 gram, dengan berlian 5,87 karat dan seperangkat alat sholat.


22.14 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger