Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Alasan Jusuf Gugat Cerai Cut Tari

Written By Luthfie fadhillah on Sabtu, 04 Januari 2014 | 22.14


Jakarta - Setelah sempat sulit dicari untuk dimintai komentar, suami presenter Cut Tari, Johannes Jusuf Soebrata yang akrab disapa Jusuf akhirnya memberikan keterangan perihal gugatan cerai yang diajukan kepada istrinya.


Ditemui di kediamannya di daerah Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Sabtu (4/1), Jusuf menjelaskan, tidak adanya lagi keharmonisan antara keduanya menyebabkan ia mengajukan gugatan cerai itu.


"Iya, benar ada gugatan itu. Tetapi saya lupa kapan memasukkannya. Namanya pernikahan, kalau sudah tidak ada kecocokan, mau bagaimana lagi?" ujar Jusuf.


Lebih lanjut, Jusuf  tak tahu sejak kapan ketidakcocokan dengan sang istri bermula. Tetapi ia menyakini tidak ada orang ketiga dalam rumah tangganya itu.


"Saya enggak tahu. Soalnya enggak menghitung yang kayak itu (merasa tidak cocok lagi dengan Cut Tari). Saya tegaskan, tidak ada orang ketiga yang menyebabkan ini semua terjadi," lanjutnya.


Jusuf juga mengatakan, ia siap menghadapi sidang perdana yang akan digelar pada 22 Januari 2014.


"Itu semua masalah waktu saja kok, kami memang sudah tidak harmonis,” tegas Jusuf.


22.14 | 0 komentar | Read More

Grup "3 Composer" Meriahkan Tahun Baru di Margo City Depok

Written By Luthfie fadhillah on Selasa, 31 Desember 2013 | 22.14


Depok - Grup musik 3 Composer yang beranggotakan tiga orang hits maker, yaitu Tengku Shafick, Bemby Noor dan Mario Kacang, akan meramaikan malam pergantian tahun di Main Lobby Margo City, Depok, Selasa (31/12) malam ini.


Manajer 3 Composer, Andrew mengatakan, grup yang terbentuk pada tahun 2012 itu akan tampil mulai pukul 23.00 WIB. Mereka akan membawakan sekitar 15 lagu.


"Ada lagu yang dinyanyikan secara utuh, tapi ada juga yang medley. Totalnya ada sekitar 15 lagu," kata Andrew kepada Beritasatu.com, di Depok, Selasa (31/12) malam.


Lagu-lagu yang nantinya bakal dibawakan 3 Composer, menurut Andrew pula, adalah lagu-lagu ciptaan mereka yang sukses dibawakan oleh beberapa penyanyi Indonesia, namun dengan aransemen baru. Di antaranya adalah Love Is You, Sedang Apa dan di Mana, Cinta Dua Hati, Masih Ada, Terima Kasih Cinta, Salah Benar, Pemberi Harapan Palsu, serta beberapa lagu lainnya.


"Di tengah-tengah penampilan, nantinya juga akan ada persembahan (khusus) dari 3 Composer. Ada tiga penonton yang akan diminta untuk naik ke atas panggung dan menyebutkan kata apa saja. Nantinya, 3 Composer akan membuat lagu secara spontan dari kata-kata yang diucapkan tersebut," terang Andrew.


Sebelum penampilan grup 3 Composer, acara bertajuk "Margo City Year End Celebration" yang dimulai pukul 20.00 WIB ini, juga menampilkan Mongol "Stand Up Comedy", DJ performance, hingga live band, aksi modern dance, dan tentu saja pesta kembang api tepat pada pukul 00.00 WIB.



22.14 | 0 komentar | Read More

Rama Widi Merasa Terpanggil oleh Harpa

Written By Luthfie fadhillah on Senin, 30 Desember 2013 | 22.14


Jakarta - Saat lulus SMA, Rama Widi (28) bertolak ke Vienna untuk belajar menjadi konduktor orkestra. Sayangnya, dia gagal pada tes masuk ke Uni Music, sebuah universitas musik di Vienna, Austria, di hari kedua. Namun siapa sangka, kegagalan itu justru menuntunnya ke harpa, yang menjadi instrumen musik penting untuk kariernya saat ini.


"Saya ngefans dengan Addie MS dan Maya Hasan. Saya ingin sekali menjadi seperti Addie MS suatu hari nanti. Namun, setelah gagal di ujian menyanyi saat di Uni Music, akhirnya saya memutuskan untuk mencoba sesuatu yang lain, yang perkembangannya bisa cepat. Saya pilih harpa, karena di Indonesia pun pemain harpa profesional baru ada tiga orang. Bolehlah jadi nomor empat," ujarnya, saat ditemui di acara jumpa pers "New Year's Concert 2014 with Symphonia Vienna Orchestra", di Jakarta, Senin (30/12).


Dikisahkan Rama lagi, ia pun akhirnya mendaftar di Vienna Conservatory Austria jurusan Performing Arts untuk instrumen harpa, pada 2004. Dia awalnya merasa cukup panik, saat diharuskan bermain harpa ketika ujian masuk. Padahal sebelumnya dia sama sekali tidak pernah melihat alat musik itu dari dekat, apalagi memainkannya.


Namun, berkat mengingat tayangan televisi yang memperlihatkan Maya Hasan menjelaskan bagian-bagian dari instrumen harpa, tanpa disangka, Rama pun bisa memainkan instrumen yang tingginya mencapai 1,85 meter tersebut.


"Saya dites dua lagu anak-anak oleh dosen penguji. Dia pun sempat tidak percaya, kalau saya belum pernah bermain harpa sebelumnya. Menurutnya, apa yang saya lakukan benar-benar bakat alami," kata Rama.


Kemudian, masih menurut Rama, bersamaan dengan kuliah Performing Arts untuk instrumen harpa, dirinya juga mengambil kuliah musik pedagogik (Musik Edukasi) dengan minor Conducting Orchestra.


"Jadi, saya mengambil double degree, dan akhirnya berhasil belajar conducting juga. Pertimbangan mengambil pedagogik, karena orang tua dan dosen yang menyarankan. Karena bagaimana pun juga, ibu saya bilang saya harus belajar membagi dan menyalurkan ilmu saya ke orang lain," terangnya.


Belakangan, Rama pun sudah bisa dikatakan sebagai salah satu kebanggaan Indonesia, karena berhasil menjadi orang Indonesia pertama yang bermain di Vienna Jazz Festival, serta konser solo di Arkadenhof Rathaus, Vienna.


Pada November 2012 lalu, Rama juga terpilih menjadi kontestan pada ajang kompetisi harpa internasional. Dia merupakan orang Indonesia pertama yang lolos seleksi selama 50 tahun kompetisi tersebut berlangsung. Rama pun mewakili Indonesia di antara 33 peserta lainnya dari 17 negara, pada ajang "The 18th International Harp Contest" di Israel.


Rama pun menuturkan, setelah lulus dari Vienna Conservatory Austria pada tahun 2012, dirinya sempat mengajar selama satu setengah semester di Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Kemudian, pada bulan Mei tahun lalu, Rama diangkat menjadi dosen harpa di Chamber Music Mahidol University, Thailand, serta bergabung dengan Thailand Philharmonic Orchestra.


"Saya akan bermain harpa sampai selesai bernapas. Saya percaya, musik itu (adalah) napas hidup. Harpa panggilan saya, bukan hobi lagi. Kalau tidak, saya tidak akan bisa memainkannya saat pertama kali melihat harpa. Dan sudah menjadi misi saya untuk membagi talenta yang saya miliki kepada orang lain," tandas Rama.


22.14 | 0 komentar | Read More

Pemprov DKI Ingin Beli Bangunan Kuno untuk Cagar Budaya

Written By Luthfie fadhillah on Minggu, 29 Desember 2013 | 22.14


Jakarta - Banyaknya bangunan cagar budaya maupun rumah tokoh-tokoh sejarah di Ibukota membuat Pemprov DKI Jakarta berniat untuk membeli dan merawatnya apabila pihak keluarga bersedia menjualnya.


Menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, selama ini pihak keluarga kerap menjual bangunan kepada pihak swasta. Namun saat ini belum ada keluarga dari tokoh sejarah yang bersedia menjualnya kepada Pemprov DKI.


"Belum ada (yang menjual). Selama ini rumah-rumah kuno itu dijual ke pengusaha. Kalau cuma kuno biasa masih oke, ini kadang-kadang sejarah kan," katanya di kawasan Jakarta Pusat, Minggu (29/12).


Basuki menyebutkan, dulu terdapat ada Museum Adam Malik di kawasan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat. Namun keberadaannya sudah tidak ada dikarenakan dijual oleh ahli warisnya kepada pihak swasta. Mantan Bupati Belitung Timur ini pun menyayangkan hal tersebut, sedianya museum-museum atau bangunan-bangunan bersejarah dijual kepada pihaknya. Terlebih DKI juga memberikan potongan harga untuk Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) kepada bangunan atau rumah tersebut sebesar 75 persen.


"Seharusnya museum-museum seperti itu dijual ke kita (DKI) saja, yang kita harap seperti itu sehingga kita pesan kepada keluarga," katanya.


Basuki mencontohkan keluarga Bung Hatta dan pihaknya sudah meminta untuk menjualnya ke DKI saja terkait hal itu. Ia juga menyambut baik rencana salah satu mantan Menteri Pekerjaan Umum (PU) yang akan membuat museum dan akan dikelola dan dipelihara oleh keluarganya sendiri.


"Kita lebih senang karena kita ingin banyak museum-museum lah supaya orang kenal, karena mereka orang-orang hebat. Mereka juga setuju tapi memang belum berniat menjualnya," imbuh pria yang akrab disapa Ahok ini.


Begitu pun dengan Kota Tua yang haknya masih dipegang oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), ia ingin agar pengelolaannya dialihkan ke DKI. Sebab, pihaknya melihat pihak BUMN tidak ada tanggung jawab untuk mengelola Kota Tua itu.


"Kota Tua masih dipegang haknya BUMN. Maka kita bilang, kalau tidak mau urus kasih kami saja. Buat saja perjanjian, kalau mau hibahkan pada DKI ya kami beli," kata Ahok.


Ia mengatakan, seharusnya urusan dari pemerintah kepada pemerintah lebih mudah. Pihaknya juga sudah mengajukan permintaan tersebut kepada Presiden RI, tetapi belum mendapat respon hingga saat ini.


22.14 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger