Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Rendri Kritis akibat Ditusuk Perampok

Written By Luthfie fadhillah on Senin, 22 Oktober 2012 | 22.53


BEKASI, KOMPAS.com - Hingga Senin (22/10/2012) malam ini, Rendri Arimathes (19), seorang pemuda korban perampokan oleh sahabatnya, masih kritis dalam perawatan di rumah sakit.


Rendri adalah korban perampokan yang diduga dilakukan seorang pemuda yang juga sahabatnya. Rendri ditemukan sekarat dengan luka parah akibat tusukan pisau, sehingga terkapar di tepi Jalan Boulevard, Kompleks Harapan Indah, Pejuang, Medan Satria, Kota Bekasi, Senin (22/10/2012) pukul 02.00 WIB.  


Saat ditemukan oleh warga yang sedang melintas, Rendri bersimbah darah akibat luka tusuk di punggung, kepala, dan perut.


Peristiwa itu dilaporkan ke Kepolisian Sektor Medan Satria. Warga dan petugas bergegas membawa pemuda yang tinggal di Jalan Malaka Sari, Duren Sawit, Jakarta Timur itu, ke RSUD Kota Bekasi, untuk diselamatkan.


Karena luka teramat parah, Rendri dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusuno (RSUP), Jakarta Pusat. Kondisinya kritis sehingga petugas belum bisa banyak mendapatkan informasi seputar perampokan itu.


Dugaan perampokan terkait hilangnya sepeda motor milik Rendri yakni Honda Beat berpelat nomor B 3745 BDF. Sepeda motor itu diyakini diambil oleh pelaku yang diduga kuat rekan korban. 


Sejumlah saksi mata menyebutkan, sebelum korban ditemukan sekarat, korban terlihat cekcok dengan pemuda lain. Pemuda itu terlihat membonceng korban saat melintas di Jalan Boulevard.  


Saksi mata menduga, korban dan pelaku saling mengenal karena tampak berbicara saat berboncengan. Namun, sekitar pukul 02.00 WIB, sejumlah saksi mata yang adalah pengojek sepeda motor mendapatkan kabar ada seorang pemuda tergeletak bersimbah darah di tepi jalan.


Ketika didatangi, pemuda dimaksud ialah Rendri yang sempat terlihat melintas di depan pos pengojek.  


Petugas masih kesulitan mengindentifikasi pelaku. Korban belum bisa dimintai keterangan banyak karena kondisi kesehatan masih buruk. Sejumlah saksi juga tidak bisa mengidentifikasi secara detail tersangka perampok.












22.53 | 0 komentar | Read More

Johan Budi: KPK dan Polri Sudah "Match"


JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi mengapresiasi keputusan penyidik Badan Reserse Kriminal Polri yang menyatakan tidak akan melanjutkan penyidikan kasus dugaan korupsi proyek simulator SIM. Juru Bicara KPK Johan Budi mengungkapkan, keputusan Polri menegaskan adanya titik terang dalam penyelesaian kasus dugaan korupsi simulator.


"Terhadap pernyataan Polri soal simulator saya kira sudah ada titik terang. Apa yang ada di pikiran KPK dan Polri sudah match atau sesuai. Tinggal bagaimana teknisnya nanti akan dibahas masing-masing dengan tim dari Polri," ungkap Johan di Gedung KPK, Kuningan, Senin (22/10/2012).


Seperti diberitakan, hari ini Polri menyampaikan keputusannya untuk tidak melakukan penyidikan lanjutan kasus dugaan korupsi proyek simulator SIM di Korps Lalu Lintas Polri tahun 2011. Hal ini menjawab surat dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis (18/10 2012). Surat tersebut meminta Polri menghentikan penyidikan.


Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Boy Rafli Amar menekankan, dalam kasus ini, Polri tidak melakukan SP3 atau penghentian penyidikan, tetapi tidak lagi menyidik kasus tersebut. Sebab, Boy menjelaskan, Polri tak memiliki alasan untuk melakukan SP3 dalam penyidikan perkara simulator SIM. Untuk kelima tersangka yang ditetapkan oleh penyidik Bareskrim Polri pun akan diserahkan sepenuhnya pada KPK.


Surat dari Polri yang menyatakan keputusan tersebut juga telah diterima KPK sore tadi. Johan mengatakan, kedua belah pihak akan kembali bertemu untuk membahas teknis pelimpahan perkara.


Menurut Johan, jawaban Polri merujuk pada Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK. Pada pasal 50 ayat 3 disebutkan, dalam hal KPK sudah mulai melakukan penyidikan sebagaimana dimaksud pada Ayat 1, kepolisian atau kejaksaan tidak berwenang lagi melakukan penyidikan. Sementara dalam Ayat 4 tertulis, dalam hal penyidikan dilakukan secara bersamaan oleh kepolisian dan atau kejaksaan dan KPK, penyidikan yang dilakukan oleh kepolisian atau kejaksaan tersebut segera dihentikan.


"Persepsi kami, apa yang dipakai itu Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 yang merupakan kesepakatan awal," terang Johan.


Seperti diketahui, awalnya terjadi sengketa kewenangan penyidikan setelah KPK dan Polri sama-sama menetapkan tiga orang sebagai tersangka. Ketiga tersangka tersebut Wakakorlantas Brigjen Didik Purnomo sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek, pihak pemenang tender Direktur Utama PT Citra Mandiri Metalindo Abadi (PT CMMA) Budi Susanto dan Direktur Utama PT Inovasi Teknologi Indonesia (PT ITI) Sukoco S Bambang sebagai pihak subkontraktor. Polri lantas lebih dulu menahan para tersangka tersebut. Pada September lalu, Polri juga telah melimpahkan berkas perkara para tersangkanya kepada Kejaksaan Agung.


Dalam kasus ini, tersangka AKBP Teddy Rusmawan, dan Bendahara Korlantas Polri Kompol Legimo yang tidak ditetapkan oleh KPK juga dapat diserahkan Polri pada KPK. Di luar itu, KPK menetapkan mantan Kepala korlantas Polri Inspektur Jenderal Djoko Susilo sebagai tersangka pada 27 Juli 2012.


Sengketa kewenangan ini pun akhirnya ditengahi oleh Presiden dalam pidatonya, Senin (8/10/2012). Presiden menyampaikan, bahwa kasus tersebut ditangani oleh KPK. Namun, jika ditemukan kasus berbeda terkait penyimpangan pengadaan barang dan jasa akan ditangani oleh Polri.



Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Dugaan Korupsi Korlantas Polri
Polisi vs KPK












22.41 | 0 komentar | Read More

Szentendre dan Gianyar Sama-sama Unik


GIANYAR, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Szentendre, Hungaria, menjajaki kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali, guna mewujudkan kota kembar (sister city).


Keinginan menjalin kerja sama itu disampaikan Kepala Perwakilan RI di Budapest, Hungaria, Maruli Tua Sagala, saat bertemu Wakil Bupati Gianyar, Dewa Made Sutanaya, di ruang kerjanya, Senin (22/10/2012).


Maruli menjelaskan bahwa keinginan kerja sama datang dari mantan Dubes Hungaria untuk Indonesia, Istvan Debrecen, dan sesuai hasil pertemuan sidang II Komisi Kerja Sama Ekonomi RI-Hungaria pada 14-15 Desember 2008.


Pihak Pemkot Szentendre menginginkan kerja sama bidang kebudayaan, pariwisata, pendidikan, dan olahraga.


Sebelumnya seniman asal Kota Szentendre, Szuk Nobert, juga telah menjalin kerja sama dengan pelukis Gianyar, Ketut Karta.


Menurut Maruli, Kota Szentendre memiliki keunikan yang hampir sama dengan Kabupaten Gianyar dalam bidang pengembangan pariwisata yang berbasis kebudayaan. "Szentendre sangat terkenal dalam dunia pariwisata di Eropa akan adanya ’Skazen’ atau museum terbuka berupa bangunan kuno bersejarah," katanya.


Selain itu kota berpenduduk 10 ribu jiwa tersebut juga memiliki wilayah danau yang diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO dan menjadi pusat pariwisata di Eropa Barat.


"Untuk saat ini antara Hungaria dan Indonesia telah terjalin berbagai kerja sama di antaranya Pemkot Budapest dengan Pemprov DKI Jakarta dalam bidang tata kelola air bersih, Pemkot Godollo dengan Pemkot Bogor dan Pemkot Yogyakarta dalam bidang pendidikan, serta Pemkot  Békéscsaba dengan Pemprov Sumatera Utara," papar Maruli.


Wakil Bupati Gianyar, Dewa Made Sutanaya menyambut baik rencana kerja sama yang ditawarkan pihak Pemkot Szentendre. "Kerja sama ini diharapkan mampu memberikan keuntungan pada dua belah pihak. Sampah yang kini menjadi permasalahan di hampir seluruh wilayah  diharapkan juga dapat dikerjasamakan dengan Hungaria dalam pengolahannya," katanya.


Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar, Anak Agung Ari Brahmanta mengemukakan bahwa tren kunjungan wisatawan Eropa Barat, khususnya Hungaria ke Kabupaten Gianyar tiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Obyek wisata favorit wisatawan tersebut antara lain situs bersejarah dan museum di Kabupaten Gianyar.












22.14 | 0 komentar | Read More

Satu Grup, Azarenka Punya Kesempatan Balas Dendam atas Serena



WTA Championships


Satu Grup, Azarenka Punya Kesempatan Balas Dendam atas Serena





Senin, 22 Oktober 2012 | 21:42 WIB













ISTANBUL, Kompas.com - Petenis nomor satu dunia, Victoria Azarenka, punya kesempatan untuk membalas dendam kepada Serena Williams atas kekalahannya di final AS Terbuka lalu. Pasalnya, mereka berada di satu grup pada WTA Championships.

Berdasarkan hasil undian, petenis Belarusia ini berada di Grup Merah. Itu artinya, dia akan bertarung dengan rivalnya dari Amerika Serikat tersebut, di samping pemain China, Li Na, dan petenis Jerman, Angelique Kerber.

Turnamen yang menggunakan sistem round-robin ini diikuti delapan petenis top dunia. Event yang berlangsung di Istanbul, Turki, mulai digelar pada Selasa (23/10/2012).

Petenis lain yang juga menjadi unggulan peraih gelar juara adalah Maria Sharapova (Rusia). Berdasarkan undian, dia tergabung di Grup Putih dan bersaing dengan juara bertahan Petra Kvitova (Ceko), Agnieszka Radwanska (Polandi) dan Sara Errani (Italia).

Selain itu, ada dua nama yang ditempatkan sebagai pemain pengganti, yaitu Samantha Stosur dan Marion Bartoli. Petenis Australia dan Perancis tersebut akan tampil jika satu di antara delapan pemain utama mengalami cedera.

Hasil undian pembagian grup

- Grup Merah: Victoria Azarenka (Belarus), Serena Williams (AS), Angelique Kerber (Jerman), dan Li Na (China)

- Grup Putih: Maria Sharapova (Rusia), Agnieszka Radwanska (Polandia), Petra Kvitova (Ceko), Sara Errani (Italia).

- Petenis pengganti: Samantha Stosur (Australia), Marion Bartoli (Perancis).

Catatan: Dua pemain teratas pada masing-masing grup akan maju ke babak semifinal.







Editor :


Aloysius Gonsaga Angi Ebo















22.04 | 0 komentar | Read More

Stabilisasi Harga Kedelai Butuh Rp 500 Miliar




Stabilisasi Harga Kedelai Butuh Rp 500 Miliar





Penulis : Eny Prihtiyani | Senin, 22 Oktober 2012 | 19:48 WIB













KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO


Kedelai





BANTAENG, KOMPAS.com - Diperlukan dana sekitar Rp 500 miliar, untuk menstabilkan harga kedelai lewat mekanisme penentapan harga pembelian dan harga penjualan pemerintah (HPP),


Kisaran besarnya HPP yang tengah dibahas adalah Rp 7.000-Rp 7.500 per kilogram. HPP tersebut akan dievaluasi setelah enam bulan berjalan, untuk disesuaikan dengan kondisi pasar.


Menteri Perdagangan Gita Wirjawan usai meresmikan Pasar Lambocca di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, Senin (22/10), mengatakan, saat ini Kementerian Keuangan sedang menghitung berapa dana yang akan dipatok untuk stabilisasi harga kedelai.


"Menurut perkiraan saya kebutuhannya sekitar Rp 300 miliar-Rp 500 miliar. Itu untuk kebutuhan selama 6-12 bulan," katanya.


Gita menyebutkan, HPP kedelai sudah mendapatkan persetujuan dari Menteri Pertanian. Nantinya akan ditetapkan dalam bentuk intruksi presiden (Inpres). Besarnya HPP akan dievaluasi setelah enam bulan berjalan.


"Jangan sampai HPP lebih tinggi dibandingkan dengan harga impor. Penetapan HPP ini diharapkan bisa memacu petani untuk memproduksi kedelai," ujarnya.




















22.03 | 0 komentar | Read More

Polda Metro: Tuduhan Polisi Peras Mahasiswa Unpam Hoax

Written By Luthfie fadhillah on Minggu, 21 Oktober 2012 | 22.53


JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Police Watch (IPW) menuding polisi melakukan pemerasan kepada keluarga para mahasiswa Universitas Pamulang yang ditahan. Namun Polda Metro Jaya enggan menanggapi tudingan tersebut.

"Tidak usah dikomentari, itu hoax," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto, Minggu (21/10/2012).

Rikwanto enggan berkomentar karena dugaan tersebut disebutnya tidaklah benar dan tidak mendasar.

Sebelumnya, IPW menduga ada oknum polisi yang meminta uang sebesar Rp 10 juta kepada pihak keluarga para mahasiswa yang ditahan.

"Pemerasan itu adalah tindakan biadab, apalagi dilakukan terhadap mahasiswa yang sebelumnya sudah dipukuli polisi," kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam keterangan tertulisnya.

IPW mendesak dilakukan pengusutan atas dugaan pemerasan Rp 10 juta yang dilakukan oknum polisi kepada para mahasiswa yang ditahan tersebut.

Selain itu, IPW juga meminta polisi segera membebaskan 10 mahasiswa dan satu alumnus yang ditahan tersebut. Menurut Neta, pembebasan ini harus dilakukan karena saat mengatasi demo di Unpam, polisi bekerja tidak sesuai SOP.

"Seharusnya dalam mengendalikan aksi massa, sesuai SOP, polisi menggunakan water cannon terlebih dahulu sebelum melepaskan tembakan gas air mata dan peluru karet," tutur Neta.

Namun yang terjadi di Unpam, kata Neta, polisi main hajar. Mahasiswa dipukuli dan ditembaki gas air mata dan peluru karet. Akibatnya, bentrokan tidak terkendali dan sejumlah orang terluka, termasuk polisi.

Menurut Neta, jika masih menahan ke 10 mahasiswa tersebut, polisi terkesan sewenang-wenang dan hanya mengedepankan balas dendam karena mahasiswa memprotes kedatangan Wakapolri Komjen Nanan Sukarna ke kampus mereka.

"Padahal aksi protes mahasiswa itu bagian dari penyampaian aspirasi yang seharusnya disikapi polisi dengan  profesional, bukan dengan arogan dan represif," jelas Neta.







Editor :


Ana Shofiana Syatiri









22.53 | 0 komentar | Read More

Yusril: Wa Ode Sudah Bongkar, KPK Tak Tindaklanjuti


JAKARTA, KOMPAS.com - Kuasa hukum Wa Ode Nurhayati, Yusril Ihza Mahendra, menyatakan kliennya sudah cukup jelas membongkar peranan-peranan pelaku lainnya dalam kasus korupsi Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah (DPID). Namun, hal ini tidak langsung ditindaklanjuti oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Apa yang sudah terungkap di persidangan clear, tapi tidak di follow up KPK. Yang terjadi justru Wa Ode menjadi korban padahal dia whistle blower," ujar Yusril usai peluncuran buku 'Republik Galau', di kantor YLBHI, Jakarta, Minggu (21/10/2012).

Yusril mengaku dirinya tidak akan lagi berupaya meminta Wa Ode kembali mengungkapkan peranan-peranan itu ke penyidik KPK.

"Itu kerjaanya KPK. Mereka dibayar negara untuk berantas korupsi, saya tidak mau mencaplok. Saat ini, Wa Ode hanya bisa membela diri karena ada di tahanan," ucap mantan Menteri Hukum dan HAM itu.

Sebagai catatan, KPK akan menelisik peran pimpinan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat dalam kasus korupsi Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah (DPID) yang menyeret politikus PAN, Wa Ode Nurhayati. Keterangan saksi dan tersangka itu, akan divalidasi dengan bukti yang dimiliki oleh komisi antirasuah itu.

Sebelumnya, majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi memvonis Wa Ode dengan hukuman enam tahun penjara karena terbukti menerima suap dari pengusaha Fahd El Fouz sebesar Rp 6,2 miliar. Suap ini bertujuan agar Wa Ode memperjuangkan alokasi dana DPID pada tiga wilayah di Aceh, yakni Aceh Besar, Pidie Jaya, dan Bener Meriah.

Berdasarkan keterangan Wa Ode dalam persidangan, bukan cuma dia yang seharusnya dijerat KPK dalam perkara tersebut. Wa Ode mengatakan, banyak saksi dalam sidang yang menyebutkan keterlibatan empat anggota pimpinan Banggar saat itu, yakni Tamsil Linrung, Melchias Marcus Mekeng, Olly Dondokambey, dan Mirwan Amir, dalam penentuan daerah penerima alokasi DPID.

Majelis hakim yang membacakan putusan Wa Ode tak menyinggung dugaan keterlibatan pimpinan DPR maupun Badan Anggaran. Mereka lebih banyak mempertimbangkan unsur korupsi dan pencucian uang oleh Wa Ode.

Ketua tim jaksa penuntut umum Kadek Wiradana menyatakan akan menelaah alasan hakim tak menyinggung peran para pemimpin DPR itu.


Selengkapnya, ikuti berita-berita di topik:


1. Vonis Wa Ode


2. Wa Ode dan Kasus DPID







Editor :


Ana Shofiana Syatiri









22.41 | 0 komentar | Read More

Museum Mandar, dari Perahu sampai Ular Piton


KOMPAS.com – Suku Mandar yang mendiami kawasan pesisir Provinsi Sulawesi Barat sejak lama terkenal sebagai pelaut ulung. Mereka mengarungi lautan Indonesia hingga ke Kalimantan bahkan ke daerah Nusa Tenggara dengan mengandalkan perahu layar tradisional.


Dengan penuh keahlian, nenek moyang suku Mandar hanya mengandalkan angin saat berlayar, serta keahlian membaca bintang. Kini, perahu-perahu layar tradisional itu sudah mengalami banyak perubahan. Tentu paling kentara adalah penggunaan motor di sandeq, perahu layar tradisional suku Mandar.


"Karena ujung layarnya runcing, makanya disebut sandeq," ungkap Firdaus Umar dari Museum Mandar Majene.

Namun ia menuturkan ada beberapa versi yang menyebutkan asal-usul nama sandeq tersebut. Badan perahu yang runcing di depan dan belakang juga menjadi versi nama sandeq. Sebab, sandeq sendiri berarti “runcing”.


Museum Mandar Majene berada di Jalan Raden Suradi Nomor 17, Pangali-ali, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat. Museum ini cocok menjadi tempat informasi untuk mengenal lebih dalam mengenai perahu tradisional suku Mandar.


Di sini, ada beberapa replika berbagai jenis perahu tradisional. Ada maket perahu body, yaitu perahu tanpa layar. Lalu, ada perahu layar dengan satu layar maupun dengan dua layar. Salah satunya adalah perahu lete', yang digunakan mengangkut barang antar pulau.

Walau bentuknya kecil, perahu lete' mampu menangkut barang hingga 15 ton. Perahu lete' ukuran besar bahkan memiliki daya angkut sebesar 50 ton. Ada pula maket perahu ba'go yang memiliki daya angkut hingga 100 ton dan menggunakan dua layar.


Museum tersebut juga menampilkan keunikan suku Mandar. Ya, tak hanya urusan laut, di museum ini terdapat beragam informasi mengenai kebudayaan suku Mandar. Pengunjung bisa mengenali pakaian adat, bentuk rumah, hingga peralatan rumah tangga.


Banyak yang tak tahu bahwa Majene adalah salah satu kota tua peninggalan Belanda di Indonesia. Di masa kolonial Belanda, Belanda mendirikan enam pusat pemerintahan di Pulau Sulawesi, salah satunya adalah Majene sebagai pusat pemerintahan Sulawesi Barat.


Tak heran, ada beberapa peninggalan bangunan Belanda. Salah satunya adalah Museum Mandar Majene yang berarsitektur khas Eropa tersebut adalah bekas rumah sakit. Rumah sakit itu dibangun pada tahun 1908 dan sekarang beralih fungsi menjadi museum.


Di salah satu ruangan, koleksi kedokteran peninggalan rumah sakit Belanda tersebut dipamerkan. Ruangan lain yang menarik adalah ular sawah yang diawetkan. Ular jenis piton tersebut ditangkap di Buttu Tupa' Allo pada 1 Januari 2010.












22.14 | 0 komentar | Read More

Saina Nehwal Lengkapi Gelar Juara



Denmark Terbuka Superseries Premier


Saina Nehwal Lengkapi Gelar Juara





Minggu, 21 Oktober 2012 | 21:43 WIB












ODENSE, Kompas.com - Tunggal puteri India, Saina Nehwal semakin mengukuhkan diri sebagai pemain kelas dunia dengan meraih gelar juara Denmark Terbuka Superseries Premier, Minggu (21/10).

Di babak final, Saina yang diunggulkan di tempat ketiga berhasil mengalahkan satu-satunya finalis non-Asia, Juliane Schenk. Pemain asal Jerman ini menyerah dua game 17-21 8-21.

Saina Nehwal, peraih medali perunggu Olimpiade London lalu, menjadi harapan utama dunia untuk menembus dominasi China di nomor tunggal puteri.

Di babak semifinal, Sabtu (20/10), Saina menyingkirkan peringkat satu dunia asal China, wang Yihan.  Saina menang 21-12 12-7 sebelum Yihan mengundurkan diri karena cedera lutut.

Sejak menjuarai Indonesia Terbuka Super series 2009, grafik permainan Saina memang terus meningkat. Ia kini menjadi atlet India termahal di luar kriket.







Editor :


A. Tjahjo Sasongko















22.04 | 0 komentar | Read More

REI: Anggaran Pemerintah Bangun Rumah Murah Kecil




REI: Anggaran Pemerintah Bangun Rumah Murah Kecil





Penulis : Didik Purwanto | Minggu, 21 Oktober 2012 | 15:36 WIB













JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Real Estate Indonesia (REI) Setyo Maharso menginginkan agar pemerintah menaikkan anggaran untuk pembangunan rumah rakyat. Sebab, anggaran tersebut dinilai kecil.

"Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk pembangunan perumahan rakyat saat ini hanya satu persen dari total belanja negara. Seharusnya bisa lebih tinggi," kata Setyo di pameran industri properti BNI-REI Expo di Jakarta, Sabtu (20/10/2012) malam.

Menurut Setyo, dengan kenaikan anggaran pemerintah untuk pembangunan perumahan rakyat, maka masyarakat, khususnya kalangan menengah ke bawah, juga bisa menikmati harga rumah dengan harga yang wajar. Di sisi lain, masyarakat juga dapat memenuhi kebutuhan papan sesuai yang diinginkan dan sesuai dengan kondisi keuangannya.

REI sebagai mitra pemerintah sebenarnya menginginkan ada penambahan anggaran untuk pembangunan perumahan rakyat tersebut. "Saya rasa dua persen sudah bagus dari total belanja APBN kita saat ini sebesar Rp 1.600 triliun," ujarnya.

Sebagai mitra, REI mencatat terus membangun rumah sederhana sesuai program pemerintah. Sebagai gambaran, pada tahun 2006 REI membangun 100.000 unit rumah sederhana di Semarang, lalu 100.000 unit lainnya di Jonggol pada tahun 2006, lalu di Lamongan pada tahun 2008, dan pada tahun 2009 rumah sederhana bagi prajurit TNI.







Editor :


Ana Shofiana Syatiri















22.03 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger