Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Diwawancara Wartawan Asing, Jokowi Dikipasi dari Belakang

Written By Luthfie fadhillah on Sabtu, 19 Oktober 2013 | 22.53





JAKARTA, KOMPAS.com - Seperti biasanya, kedatangan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam suatu acara selalu menyedot perhatian warga. Tak berbeda dengan yang terjadi saat dia menghadiri acara "Kaki Lima Night Market Festival" di Jalan Medan Merdeka Selatan, Sabtu (19/1 /2013) malam.

Banyak warga yang memadati acara itu langsung mengerumuni Jokowi yang tiba sekitar pukul 20.00 WIB. Mereka umumnya ingin sekadar bersalaman dan berfoto bersama. Tak kurang, para wartawan pun berusaha mendekat untuk meminta komentar Jokowi tentang perhelatan yang telah digelar untuk ketiga kalinya ini.


Namun, malam ini terlihat wartawan asing yang berada lebih dekat dengan Jokowi dan langsung melontarkan pertanyaan. "Apa yang mendasari Bapak untuk membuat acara ini? Ini menjadi liputan di seluruh dunia," cetus wartawan asing itu di tengah keriuhan pengunjung.

"Kita hanya ingin membuat satu acara untuk warga dengan harga yang terjangkau. Agar semua masyarakat dapat hadir ke acara tersebut," jawab Jokowi.

"Di sini kita juga akan mencoba memperkenalkan e-money kepada masyarakat. Jadi semua pembayaran di sini akan kita usahakan menggunakan e-money," sambung Jokowi.

Ketika sedang asik melayani si wartawan asing, tiba-tiba seorang wanita datang dan mengipasi orang nomor satu Jakarta itu. Ketika Jokowi sadar ada orang yang mengipasinya dari belakang, dia langsung menoleh, dan mengucapkan terimakasih.

"Tau aja ibu saya kepanasan, terimakasih ya. Coba sekarang ibu yang bicara," kata Jokowi sambil mempersilakan si ibu berbicara dengan wartawan asing itu.
Mendengar hal tersebut, sang ibu lalu menutup mulut bertanda malu.
"Wah saya hanya bisa bahasa Jawa Pak," ucap wanita itu.

Usai wawancara singkat tadi, Jokowi pun kembali berkeliling melihat-lihat lapak-lapak yang berada di jalan sepanjang 380 meter itu. 





Editor : Glori K. Wadrianto
















22.53 | 0 komentar | Read More

Kepala BIN: Tidak Ada Penculikan Mantan Ketum Demokrat






JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman mengatakan tidak ada penculikan atau penjemputan paksa terhadap mantan Ketua Umum Partai Demokrat Subur Budisantoso, Jumat (18/10/2013). Sebelumnya, info tersebut beredar di beberapa media massa dan sosial.

"Saya menyatakan bahwa hal itu sama sekali tidak benar bahwa subur diambil paksa oleh BIN. Tidak benar Subur diculik BIN. Tidak benar, Subur dijemput oleh BIN," kata Marciano di Kantor BIN, Jakarta, Sabtu (19/10/2013).

Dia menyesalkan beredarnya informasi tersebut. Menurut Marciano, BIN tidak ada kepentingan untuk bertemu Subur pada Jumat itu. "Saya sangat kecewa terhadap pernyataan beberapa orang yang menyudutkan BIN. Itu akan memberikan pandangan yang keliru," katanya.

Dia mengaku telah berbicara melalui telepon dengan Subur yang kini berada di Pontianak untuk acara lainnya. Sementara itu, Subur yang dihubungi Kompas.com menyatakan tidak ada penculikan terhadap dirinya. Menurut Subur, dirinya juga telah memberitahu Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI).

"Saya sudah suruh staf saya untuk beritahu bahwa saya enggak bisa hadir. Saya sudah hubungi beberapa pihak PPI," kata Subur.

Informasi yang beredar tersebut menyatakan, Subur dijemput staf BIN pukul 09.00, Jumat. Dikatakan, Kepala BIN ingin bertemu dengannya pukul 10.00. Namun, setelah Subur tiba di Kantor BIN di Kalibata, dia diinformasikan Kepala BIN sedang menghadap Presiden.

Subur disebut tidak boleh meninggalkan kantor BIN. Di hari yang sama, Subur diundang menjadi narasumber dalam dialog Dinasti versus Meritokrasi Politik yang digelar PPI. Hal itu pun kemudian menimbulkan spekulasi berbagai pihak bahwa Subur diculik.




Editor : Hindra Liauw
















22.41 | 0 komentar | Read More

Miris, Orang Tua Gitaris Geisha Tengah Berhaji Saat Dengar Anaknya Ditangkap


Jakarta - Kabar penangkapan gitaris group band Geisha, Roby Satria (RS) menjadi kabar buruk bagi orang-orang terdekatnya.


Apalagi kedua orangtua Roby kini tengah berada di Mekah untuk menunaikan ibadah haji.


"Iya benar orangtua Roby kini tengah menunaikan ibadah haji, dan kami (pihak management) sudah memberitahukannya kepada mereka. Dan kemungkinan besok mereka sudah selesai dan akan segera bertolak kembali ke Indonesia," ujar Manager Geisha saat ditemui di Polres Jakarta Pusat, Sabtu (19/10).


Ofis menjelaskan kedua orangtua Roby merasa kaget atas penangkapan putranya yang berprofesi sebagai gitaris itu.


"Pastinya syok ya pas kita beritahu. Meski begitu mereka akan tetap fokus ibadah, karena kami menjelaskan akan tetap mendamping Roby sampai mereka kembali ke Indonesia," lanjutnya.


Hal yang sama diungkapkan Marketing Manager Musica Studio, Dian Nurvianty. Meski Roby ditahan, namun Geisha tetap akan manggung dan menjalankan rencana meski tanpa kehadiran sang gitaris.


"Alhamdulillah dan mudah-mudahan tidak menganggu. Anak- anak (Geisha) kini tengah berada di luar kota untuk manggung disana," ungkap Dian.


Berdasarkan pengakuan Ofis, Roby ditangkap sejak 2 minggu lalu sekitar 7 Oktober atau 8 Oktober. Hal ini berbeda dengan keterangan pihak kepolisian yang menyatakan Roby ditangkap Jumat (18/10) malam.


"Bukan kemarin ditangkapnya, tapi tanggal 7 atau 8 Oktober yang lalu," tutur Ofis.


Seperti diberitakan sebelumnya, Polisi menangkap Roby Satria (RS) di sebuah rumah kost kawasan Pengadegan, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (18/10) malam.
Dari tersangka, polisi menemukan dan mengamankan paket lintingan ganja kering seberat 0,5890 gram dan satu bungkus cigaretr paper merk Marsbrand. Penangkapan Roby berdasarkan keterangan yang diperoleh dari HEN yang sudah diamankan 7 Oktober 2013 lalu.



22.14 | 0 komentar | Read More

Ahsan/Hendra Selangkah Lagi Juara di Denmark





JAKARTA, Kompas.com - Ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan lolos ke final Denmark Terbuka Super Series Premier, Sabtu (19/10/2013).

Di pertandingan semi final, Ahsan/Hendra yang merupakan unggulan pertama turnamen yang berlangsung di Odense Sports Park ini berhasil menyingkirkan ganda asal Jepang, Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa 27-25, 23-21.

Menghadapi Endo/Hayakawa, Ahsan/Hendra memang belum pernah kalah dalam lima pertemuan.  Terakhir kali mereka menang di Singapura Terbuka, Juni lalu.

Di final, Hendra/Ahsan akan menghadapi pemenang semi final lainnya antara unggulan 2 asal Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen dan unggulan 8 asal Korea, Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong.

Dengan hasil ini, Indonesia menempatkan dua finalis di Denmark Terbuka Super Series Premier tahun ini. Sebelumnya, ganda campuran Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad lolos ke final dengan mengalahkan  Ma Jin/Xu Chen  21-11, 21-18.


Sumber : tournamentsoftware



Editor : Tjahjo Sasongko















22.04 | 0 komentar | Read More

Dijanjikan Gaji Besar, Calon PRT Disekap dan Diberi Nasi Basi

Written By Luthfie fadhillah on Jumat, 18 Oktober 2013 | 22.53





JAKARTA, KOMPAS.com- Puluhan perempuan yang disekap di sebuah ruko Jalan Veteran No. 86, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, mengaku kadang-kadang diberi makanan berupa nasi basi. Selama 1-2 bulan disekap, mereka juga tidak diperkenankan bertemu keluarga yang hendak menemui.

Nurhikmah (16), warga Tegal, Jawa Tengah, mengaku telah disekap sekitar dua bulan. Awalnya ia diberi janji akan diberi gaji besar jika bersedia bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Jakarta. "Sama sponsor ditawari kerja, gajinya banyak. Ditempatin di tempat majikan di sekitar Jakarta," kata Nur di Mapolres Jakarta Selatan, Jumat (18/10/2013).


Menurut Nur, awalnya dia dijanjikan gaji sebesar Rp 1 juta per bulan sebagai PRT. Jika menjadi pengasuh lansia, upahnya Rp 1,5 juta, sedangkan jika menjadi pengasuh bayi, gajinya Rp 2 Juta.


Dalam kesempatan yang sama, Nutfitri (17) asal Cilacap, Jawa Tengah, mengatakan bahwa selama di lokasi penyekapan, mereka diberi makan dua kali sehari. "Itu juga kadang-kadang nasinya basi," ujarnya.


Korban lain bernama Malfiatur (17), asal Cilacap, mengatakan, ia dilarang memberikan alamat lokasi penampungan calon PRT itu kepada orang lain termasuk keluarganya. "Paman saya tanya alamat, karena saya enggak tahu, saya tanya ke bos. Saya malah dimarahi bos, dia bilang enggak boleh ketemu keluarga," ujarnya.


Aparat Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan akhirnya membebaskan 23 orang gadis yang disekap tersebut pada Kamis (17/10/2013) malam. Sebanyak 12 orang di antaranya masih di bawah umur.


Polisi telah memeriksa 15 orang dalam kasus ini, tetapi belum menetapkan tersangka. Polisi telah berkoordinasi dengan Kementerian Sosial untuk menyediakan tempat penitipan sementara untuk puluhan wanita tersebut.





Editor : Laksono Hari Wiwoho
















22.53 | 0 komentar | Read More

Alasan Dewi Perssik Rela Hirup Udara Lumpur Sidoarjo


Jakarta - Artis Dewi Perssik rela tubuh seksinya harus dilumuri lumpur dari atas hingga bawah yang terbuat dari kanji serta tepung warna. Hal itu dilakoninya demi film layar lebar horor terbaru bertajuk "Bangkit dari Lumpur".


"Iya, aku syuting di Surabaya dengan latar belakang lokasi bencana lumpur Sidoarjo. Syutingnya sekitar 16 hari dan harus dilumuri lumpur ya. Ya, semuanya jadi sampai lengket dan nggak disuruh mandi semalaman," ujarnya saat berbagi pengalaman seru pada press junket film "Bangkit dari Lumpur" di Cafe Demang, Sarinah, Jakarta, Kamis (17/10).


Penyanyi yang terkenal lewat goyang gergajinya itu ternyata memang harus profesional dalam berakting. Demi menghasilkan karya terbaiknya dari arahan sutradara Sridhar Jetty dan Irwan Ibon, wanita yang akrab disapa Depe itu pun harus melewati banyak rintangan.


Mulai dari adegan pole dance, striptease, serta adegan ciuman yang diulang-ulang. Hingga, menghirup udara kotor dari kawasan lumpur Sidoarjo.


"Aku itu punya sinus dan saat syuting ya kita nggak boleh pakai masker. Tapi aku nggak kenapa-kenapa. Tapi yang membuat aku harus adalah aku bisa bertemu dengan korban lumpur Lapindo dan banyak mendengar curhatan dari mereka. Itu yang membuat aku menjadi semangat," ucap bintang film "Pantai Selatan" itu.


Film 'Bangkit Dari Lumpur' juga dibintangi oleh Febriani, Harry Chan, dan lainnya. Film produksi Sentra Film ini rencananya akan tayang di bioskop mulai 31 Oktober 2013.


22.14 | 0 komentar | Read More

Tim Voli Putra Yuso Yogyakarta Bertahan di Livoli 2013





KENDAL, KOMPAS.com - Tim voli putra Yuso Gunadarma Yogyakarta bertahan di PGN Liga Bola Voli (Livoli) Divisi Utama 2013 setelah mengalahkan juara Divisi I tahun lalu, Indomaret Sidoarjo 3-1 (25-14, 22-25, 25- 21, 25-23), Jumat (18/10/2013), di GOR Bahurekso Kendal, Jawa Tengah.

Meski tidak lolos ke semifinal, Yuso merupakan satu-satunya tim yang belum pernah terdegradasi di ajang Livoli dan lima kali menjadi juara sejak Livoli digelar pada 1999. Kemenangan Yuso sekaligus menyingkirkan Indomaret dari Livoli Divisi Utama, alias terdegradasi.


Quicker Yuso, Antho Bertiyawan mengakui, tim-tim di Livoli makin solid sehingga bertahan di Divisi Utama pun sudah lumayan. "Lumayan tidak terdegradasi. Memang berat-berat lawannya. Semua pemain timnas ikut. Terus ada tim tangguh seperti Samator dan TNI AU yang tahun lalu juara," kata Antho, ketika dihubungi.

Bagi Antho, Yuso harus berbenah diri, terutama dalam hal pembinaan dan kekompakan tim. "Makin ke sini kok susah menjadi juara. Kami harus belajar lagi, mengevaluasi diri," ujarnya.

Satu lagi tim yang turun kasta ke Divisi I ditentukan malam ini, antara Tirta Dewata Badung dan Mabes TNI. Tim putra Mabes TNI baru pertama kali ini mengikuti Livoli Divisi Utama setelah memenangi Livoli Divisi I tahun lalu.

Empat tim putra yang sudah memastikan diri ke babak empat besar atau semifinal adalah Berlian Semarang, Samator Surabaya, Mars Kota Probolinggo, dan TNI AU. Pada babak semifinal besok, Samator akan bertemu Berlian dan Mars berjumpa TNI AU.





Editor : Pipit Puspita Rini















22.04 | 0 komentar | Read More

Pengacara Gatot Bantah Kliennya Bayar Rp 250 Juta untuk Habisi Holly

Written By Luthfie fadhillah on Kamis, 17 Oktober 2013 | 22.53





JAKARTA, KOMPAS.com - Afrian Bondjol, kuasa hukum Gatot Supiartono, membantah kliennya membayar uang senilai ratusan juta bagi para eksekutor pembunuh Holly (38), wanita yang disebut merupakan istri siri kliennya.


Salah satu tersangka yang ditangkap, Surya Hakim, menyebut bahwa Gatot membayar mereka Rp 250 juta bagi lima eksekutor untuk menghabisi Holly. "Itu kami bantah. Itu kan pengakuan Surya," kata Afrian, di Mapolda Metro Jaya, Kamis (17/10/2013) malam.


Dia melanjutkan, pengakuan dari Surya Hakim perlu digali lebih dalam lagi. "Itu baru keterangan Surya. Saya tak tahu dari mana," kata Afrian.


Sementara itu, Afrian juga menolak menyebut apa bukti yang memberatkan Gatot sehingga penyidik melakukan penahanan terhadap kliennya. Namun, ia mengatakan bahwa pihaknya akan menyesuaikan bukti tersebut dengan yang diketahui oleh Gatot.


"Selama barang bukti diketahui, ya kami akui. Namun, selama tidak pernah lihat, tidak tahu, tidak pernah dengar, ya kita bantah," ujar Afrian.


Gatot menjadi orang ketiga yang ditahan polisi dalam kasus pembunuhan Holly di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. Polisi menyebut ada enam pelaku yang terlibat dalam kasus tersebut.


Dua tersangka lainnya yang telah lebih dulu ditahan yakni Surya Hakim dan Abdul Latief. Satu tersangka lainnya yakni El Riski Yudistira tewas setelah jatuh saat berusaha kabur dari lantai 9 apartemen Kalibata City. Sementara dua pelaku terakhir yakni PG dan R kini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) pihak kepolisian.





Editor : Eko Hendrawan Sofyan


















22.53 | 0 komentar | Read More

Sutarman: Pelaku Anarkis Akan Digugat Secara Perdata






JAKARTA, KOMPAS.com - Calon tunggal kapolri, Komisaris Jenderal Sutarman, berjanji akan menindak tegas semua pelaku perusakan fasilitas negara dan fasilitas milik Polri. Selain ancaman pidana, Sutarman juga mengancam menuntut secara perdata pada seluruh pelaku perusakan.

Pernyataan tegas Sutarman itu disampaikan dalam uji kelayakan dan uji kepatutan di hadapan Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat, Kamis (17/10/2013) malam. Aksi perusakan kerap terjadi sebagai bentuk kekecewaan masyarakat pada Polri.

"Kita akan menindak hukum para pelaku tindakan anarkis. Kita sudah sampaikan pada seluruh anggota di lapangan," kata Sutarman.

Sutarman menjelaskan, ancaman tuntutan secara perdata pada para pelaku perusakan fasilitas negara dan fasilitas Polri dilakukan demi untuk menjaga semua fasilitas yang dibuat dengan menggunakan uang negara.

Selain itu, ancaman tegas ini juga dilakukan untuk menimbulkan efek jera bagi para pelaku. Namun yang lebih penting, kata Sutarman, dirinya akan memimpin Polri untuk lebih mengedepankan cara-cara prefentif dan pendekatan konstruktif terhadap masyarakat.

Menurutnya, efektivitas penegakan hukum terwujud saat pihak-pihak terkait berhasil mencegah terjadinya tindak pelanggaran hukum. "Ke depan, Polri akan menjadi istitusi yang dicintai oleh masyarakat," ujarnya.

Sampai berita ini ditayangkan, proses uji kelayakan dan uji kepatutan calon Kapolri telah masuk pada sesi pandangan fraksi setelah Sutarman menjawab seluruh pertanyaan dari Anggota Komisi III. Rapat pleno kemudian digelar untuk menentukan mekanisme penetapan Kapolri.




Editor : Hindra Liauw


















22.42 | 0 komentar | Read More

Film Indonesia Wajib Miliki Latar Belakang Budaya


Jakarta - Direktur Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia, Kacung Marijan, menegaskan bahwa film Indonesia sebagai salah satu unsur budaya haruslah memiliki latar belakang budaya Indonesia dalam setiap nilai yang dikandung oleh film tersebut.


"Peta Industri film di dunia tak lepas dari karakter budaya masing-masing negara. Hollywood tumbuh karena budaya Amerika, Bollywood tumbuh karena budaya India, begitu juga dengan Mandarin. Nah, kalau film Indonesia ingin berkembang, tentu harus memiliki mainstream, punya karakter dan ciri khas," ujarnya dalam Konferensi Pers Apresiasi Film Indonesia 2013 di Kantor Kemendikbud, Kamis(17/10).


Ia mengatakan industri film di Indonesia pasti akan lebih cepat berkembang jika tidak hanya menjadi pengikut dari budaya-budaya film asing. Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Tim Dewan Juri Apresiasi Film Indonesia 2013, Totot Indrarto. Ia berpendapat film-film Indonesia yang ada harus menampilkan identitas budaya Indonesia.


"Kalau kita bicara soal budaya Indonesia tentu banyak sekali, jadi mudahnya bisa kita bilang budaya Indonesia itu dilihat sebagai sebuah gagasan tentang kebersamaan dan keragaman," tambah Totot.


Untuk membuat film yang memiliki kebudayaan Indonesia yang kuat, Kacung menyadari perlu diawali dengan masyarakat yang mampu mengapresiasi film Indonesia secara benar. Oleh karena itu ia akan menggagas Laboratorium Seni Budaya di sekolah-sekolah dan teater mini sehingga generasi muda dan masyarakat pada umumnya dapat lebih mengenal film Indonesia.


"Bayangkan jika ada lima teater mini di setiap kota maka akan ada dua ribu lima ratus teater mini di seluruh Indonesia dan jika setiap mini teater minimal ada lima puluh penonton maka dapat dibayangkan jumlah penonton yang akan terjaring," jelas Kacung.


Berdasarkan hal itu pula Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menghadirkan Apresiasi Film Indonesia 2013 untuk kedua kalinya.


"Kami mengharapkan dari ajang ini masyarakat Indonesia dapat lebih mengapreasiasi dunia perfilman nasional," tutur Kacung.


22.14 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger